Chemical Exfoliator For Dry Skin


Setiap orang dipastikan memiliki hormon yang stabil mulai usia 20-an. Bahkan hingga di akhir usia 25 tahun, fungsi hormon manusia sedang berada di puncak kemantapan. Dan pada rentang usia tersebut, jika tidak terjadi suatu masalah pada wajah, maka membiasakan diri dengan skincare yang minimal adalah pilihan yang terbaik. Karena pada usia tersebut kulit secara alami akan memberikan performa terbaik. Kulit lebih prima, moist, dewy, dan tampak sehat natural.

Nah ketika usia 25 sudah terlewati, fungsi hormon mulai kacau. Produksi kolagen mulai menurun, dan elastisitas kulit juga berkurang. Di usia inilah sebaiknya kita menggunakan skincare yang sifatnya membantu kulit untuk ber-regenerasi lebih baik. Chemical exfoliator menjadi skincare yang perlu kamu pakai ketika usia akan menginjak angka 25-an. Jadi ingat ya, chemical exfoliator ini sifatnya cukup keras. So, buat para remaja yang seringkali pengen coba-coba skincare, silakan pakai basic skincare secukupnya, karena kulit anak muda itu masih punya kemampuan regenerasi yang baik. Dan lebih baik menghindari chemical exfoliator dulu ya, gunakan ketika kulit benar-benar butuh, dan yang pasti sabar! tunggu sampai cukup umur.

Post ini bakal jadi post pertamaku yang membahas tentang chemical exfoliator. Mungkin masih banyak yang belum paham mengenai chemical exfoliator (eksfoliasi atau peeling menggunakan bahan kimia tertentu). Sekalinya udah paham, kadang takut mau mencoba. Untuk itu, aku akan paparkan sedikit mengenai chemical exfoliator dan rekomendasi produk yang pernah aku coba tentunya.


Di buku Beauty Therapy Fact File by Susan Cressy dituliskan
Exfoliation is the method by which skin cells are removed from the outermost layer of the epidermis. It may be achieved in varying degrees by manual cleansing, brush cleansing, pore grains, oatmeal scrubs, abrasive sponges and masks, biological and chemicals peels and Alpha Hydroxy Acids (AHA).
Eksfoliasi itu adalah suatu cara dimana sel kulit dibersihkan dari lapisan kulit yang paling luar (epidermis). Eksfoliasi bisa dilakukan dengan berbagai macam cara seperti membersihkan secara manual, menggunakan brush, butiran/scrub untuk membersihkan pori, scrub gandum, spons kasar, masker, eksfoliasi biological dan chemical dan bisa juga dengan Alpha Hydroxy Acids (AHAs).

Ada 2 jenis eksfoliasi, seperti yang aku kutip dalam buku Clearing Concepts : A Guide to Acne Treatment (by Mark Lees). There are two types of exfoliation procedures : chemical and mechanical.
1. Chemical Exfoliation
Uses chemical (often acids) to remove dead cell buildup from the skin surface. 
2. Mechanical Exfoliation
Physically removes dead cell buildup from the skin surface by literally "bumping" them off from the skin surface. Example: skin brushing, use of granular scrubs, microdermabrassion, and ultrasonic skin exfoliation

Pada intinya ada 2 jenis eksfoliasi
1. Chemical, yaitu menggunakan bahan kimia seperti acids (asam) untuk mengikis sel kulit mati yang menumpuk di permukaan kulit.
2. Mechanical, yaitu menggunakan alat/bahan yang bisa menghilangkan sel kulit mati dengan cara menggosok/scrubbing langsung ke wajah. Contohnya menggunakan sikat wajah, scrubs, microdermabrasi, dll..

Pembahasan kali ini adalah tentang Chemical Exfoliator.  Bahan kimia yang biasa digunakan untuk eksfoliasi adalah acids (asam). Ada beberapa acid yang biasa digunakan untuk eksfoliasi 

1. AHAs (Alpha Hydroxy Acids)
Eksfoliasi dengan AHA dikategorikan sebagai superficial peeling. Karena AHA hanya akan bekerja di lapisan epidermis, tepatnya di stratum korneum (lapisan tanduk). Jadi stratum korneum itu adalah lapisan kulit terluar yang berfungsi sebagai proteksi terhadap bakteri patogen, sinar UV, suhu, dan polusi.
Yang termasuk dalam AHA dan biasa digunakan misalnya Glycolic acid, Lactic acid, Tartaric acid, Citric acid, dan Mandelic acid. 
Karena kerjanya hanya di lapisan epidermis, AHA aman untuk semua jenis kulit. Namun AHA lebih direkomendasikan untuk jenis kulit kering karena AHA ini bisa larut air dan punya komponen yang bisa melembabkan kulit.
Konsentrasi AHA yang direkomendasikan untuk kulit wajah yaitu 5% - 8%.

2. BHAs (Beta Hydroxy Acids)
Yang membedakan antara AHA dan BHA adalah sifat kelarutannya dalam lemak.
AHA merupakan golongan asam yang hanya dapat larut dalam air, sedangkan BHA hanya dapat larut dalam lemak. Itu artinya, BHA dapat menembus pori-pori yang berisi minyak, dan dapat mengexfoliasi  sel kulit mati disekitar pori-pori tersebut.
Karena perbedaan kedua sifat asam tersebut, BHA lebih direkomendasikan untuk kulit berminyak, kulit dengan whitehead dan blackhead.
Yang termasuk BHA adalah Salicylic acids, Tropic acids, dan Beta-lipohydroxy acids.
Konsentrasi BHA yang direkomendasikan untuk kulit wajah yaitu 1% - 4%. 

3. PHAs (Poly Hydroxy Acids)
PHA adalah generasi baru dari hydroxy acids. PHA cenderung tidak iritatif daripada AHA. Yang termasuk dalam PHA misalnya Lactobionic acid, galactose, dan gluconic acid.
Keunggulan dari PHA yaitu molekulnya lebih luas, kecepatan penetrasi yang lambat, penyerapan lebih lambat, dan tidak mengiritasi. Sehingga PHA lebih direkomendasikan untuk jenis kulit sensitif.

Setelah penjelasan singkat, saatnya aku kasih rekomendasi produk chemical exfoliant. Btw, jenis kulitku adalah normal-kering. Sesuai teori diatas, aku harus menggunakan AHA sebagai exfoliator. Dan produk AHA yang sudah aku coba adalah CosRx AHA 7 Whitehead Power Liquid. Dia berisi Glycolic acid 7%. Untuk hasil dan review penggunaan, klik link ini (Review cosrx AHA 7).
 

Thanks sudah mampir. Sampai jumpa di postingan selanjutnya.

Chemical Exfoliator For Dry Skin Chemical Exfoliator For Dry Skin Reviewed by Dini Nh on January 16, 2018 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.