Tulisan kali ini sebenarnya hanya bertujuan untuk self-motivate. Bahwa setiap jiwa itu harus punya semangat, harus punya tujuan, dan harus selalu move on.
Dihadapkan dengan bermacam-macam problematika hidup berupa kegundahan, kebingungan, ketidaktahuan, sedih dan senang, sulit dan mudah, rasanya akan melatih kita menjadi manusia yang sebenarnya.
Bagi orang yang selalu berpikir, sudah pasti paham bahwa hal-hal apapun yang terjadi dalam keseharian kita, hal sekecil apapun itu bukan semata-mata terjadi begitu saja. Melainkan sudah ada yang merencana, once again bagi yang menyadarinya. Bagi yang tidak sadar? Ya pastilah hanya menyibukkan diri menyalahkan keadaan, berprasangka kepada hal-hal lain, dan hanya akan berlalu begitu saja. Contohnya: Di saat sedih dan terasa sulit, seringkali apa yang kita fokuskan hanya sebuah kesalahan diluar diri kita, menyalahkan orang lain, membawa-bawa hal yang tidak ada hubungannya.
Sebaliknya disaat senang, apa yang kita fokuskan juga diri sendiri saja, apa yang menyenangkan menurut kita, dan melupakan hal-hal di sekitar kita. Begitupun di waktu-waktu gundah galau dan kebingungan, fokus kita hanya di hal-hal yang justru sangat jauh dan itu pun hanya prasangka kita saja. Padahal menuruti prasangka itu membuang energi, memusingkan, dan bisa menghancurkan sisi baik diri kita.
Menuruti problematika pribadi dan hidup masing-masing memang tiada habisnya, menguras energi dan melalaikan segalanya. Menceritakan masalah diri pun begitu juga, sangat banyak dan tiada habisnya.
It would be better, untuk memulai membuka pikiran seluas-luasnya, merubah sikap, pandangan, dan orientasi diri. Intinya balik lagi ke diri sendiri. Menjadi wajar ketika masalah-masalah itu muncul, dan seringkali membuat kita kalang kabut. Karena memang setiap orang, setiap hal itu tidak mesti bisa sama dengan idealisme kita. Karena tujuan setiap orang itu berbeda-beda. Dan karena setiap hal yang kita rencana belum tentu sesuai dengan rencana-Nya. God knows more than we know.
Makanya, untuk segala sesuatu hal yang terjadi, lebih baik berusaha menjadi biasa saja.
Kalaupun sesuatu itu memang tidak baik bahkan menghancurkan kita, ya jauhi, sikapi sewajarnya, nikmati bagaimana rasanya, dan cukup biarkan saja. Tak perlulah menjadi-jadi, menyalahkan semuanya, atau menyesal sedalam-dalamnya. Toh hanya akan jadi percuma. Kalaupun sesuatu itu melambungkan kita, silakan senang yang sewajarnya, nikmati bagaimana rasanya, dan cukup biarkan saja. Tak perlu berlama-lama. Karena intuisi, rasa, dan kesan itu hanya sementara. Tidak akan berujung lama. Lagi pula, semua hal itu pasti akan berlalu juga.
Daripada hanya sibuk membicarakan rasa, kegundahan, kegalauan yang melalaikan, kenapa tak mencoba doing something saja. Semua juga sudah paham, bahwa hidup cuma sekali, tapi kenapa masih sempat bergundah-gundah terlalu lama? Hidup cuma sesaat, tapi masih sempat melambung dalam kesenangan-kesenangan yang tak berujung lama?
Dihadapkan dengan bermacam-macam problematika hidup berupa kegundahan, kebingungan, ketidaktahuan, sedih dan senang, sulit dan mudah, rasanya akan melatih kita menjadi manusia yang sebenarnya.
Bagi orang yang selalu berpikir, sudah pasti paham bahwa hal-hal apapun yang terjadi dalam keseharian kita, hal sekecil apapun itu bukan semata-mata terjadi begitu saja. Melainkan sudah ada yang merencana, once again bagi yang menyadarinya. Bagi yang tidak sadar? Ya pastilah hanya menyibukkan diri menyalahkan keadaan, berprasangka kepada hal-hal lain, dan hanya akan berlalu begitu saja. Contohnya: Di saat sedih dan terasa sulit, seringkali apa yang kita fokuskan hanya sebuah kesalahan diluar diri kita, menyalahkan orang lain, membawa-bawa hal yang tidak ada hubungannya.
Sebaliknya disaat senang, apa yang kita fokuskan juga diri sendiri saja, apa yang menyenangkan menurut kita, dan melupakan hal-hal di sekitar kita. Begitupun di waktu-waktu gundah galau dan kebingungan, fokus kita hanya di hal-hal yang justru sangat jauh dan itu pun hanya prasangka kita saja. Padahal menuruti prasangka itu membuang energi, memusingkan, dan bisa menghancurkan sisi baik diri kita.
Menuruti problematika pribadi dan hidup masing-masing memang tiada habisnya, menguras energi dan melalaikan segalanya. Menceritakan masalah diri pun begitu juga, sangat banyak dan tiada habisnya.
It would be better, untuk memulai membuka pikiran seluas-luasnya, merubah sikap, pandangan, dan orientasi diri. Intinya balik lagi ke diri sendiri. Menjadi wajar ketika masalah-masalah itu muncul, dan seringkali membuat kita kalang kabut. Karena memang setiap orang, setiap hal itu tidak mesti bisa sama dengan idealisme kita. Karena tujuan setiap orang itu berbeda-beda. Dan karena setiap hal yang kita rencana belum tentu sesuai dengan rencana-Nya. God knows more than we know.
Makanya, untuk segala sesuatu hal yang terjadi, lebih baik berusaha menjadi biasa saja.
Kalaupun sesuatu itu memang tidak baik bahkan menghancurkan kita, ya jauhi, sikapi sewajarnya, nikmati bagaimana rasanya, dan cukup biarkan saja. Tak perlulah menjadi-jadi, menyalahkan semuanya, atau menyesal sedalam-dalamnya. Toh hanya akan jadi percuma. Kalaupun sesuatu itu melambungkan kita, silakan senang yang sewajarnya, nikmati bagaimana rasanya, dan cukup biarkan saja. Tak perlu berlama-lama. Karena intuisi, rasa, dan kesan itu hanya sementara. Tidak akan berujung lama. Lagi pula, semua hal itu pasti akan berlalu juga.
They come and they go
Daripada hanya sibuk membicarakan rasa, kegundahan, kegalauan yang melalaikan, kenapa tak mencoba doing something saja. Semua juga sudah paham, bahwa hidup cuma sekali, tapi kenapa masih sempat bergundah-gundah terlalu lama? Hidup cuma sesaat, tapi masih sempat melambung dalam kesenangan-kesenangan yang tak berujung lama?
Pun wajar setiap orang memiliki perjalanan yang berbeda, setiap orang butuh waktu untuk bisa berpikir. Setiap orang memiliki cara yang sangat berbeda dalam bersikap dan menentukan. Aku pun juga butuh waktu yang lama untuk benar-benar bisa menentukan sikap. Karena menentukan apa yang akan kita perbuat itu bukanlah yang mudah. Apalagi terkait persoalan kehidupan. Setiap orang pasti berkutat dengan egonya sendiri dan dengan prasangkanya masing-masing. Tapi satu hal yang pasti, bumi yang luas saja selalu berputar, apalagi hanya otak dan pikiran kita, normalnya masih bisa berbalik arah juga kan?
Daripada hanya menenggelamkan diri dalam hal-hal yang tak jelas juntrungnya, kenapa tak mencoba melatih membahagiakan diri kita. Tak perlu melebih-lebihkan dengan apa yang terjadi dalam hidup kita. Once again, they come then they go. Bersikap berlebihan itu melelahkan, menguras energi, melalaikan, dan juga menghalangi hal-hal positif diri kita. Memikirkan prasangka itu tidak akan ada ujungnya. Dan satu lagi, yang membuat jiwa kita lelah akhirnya ya diri kita sendiri kan?
Lebih baik lagi untuk do something productive lah yaa. Daripada hanya sibuk curhat, galau, gundah, gelisah, dan senang-senang tanpa tujuan, kenapa tak mencoba untuk mengerjakan sesuatu yang faedah. Mencoba memikirkan apa yang bisa kita lakukan. Memposisikan diri kita sebagai sesuatu yang berharga, paling tidak untuk diri kita sendiri. Daripada lelah berprasangka yang menguras tenaga, kenapa tidak mencoba membuang jauh segala hal-hal yang meracuni pikiran kita, ganti dengan apapun yang bisa membuat kita selangkah berada di depan. Kalaupun memang sangat sulit, paling tidak menyadari diri saja itu sudah langkah awal yang cukup signifikan, sisanya mari berusaha merangkak, pelan tapi pasti untuk segera moving on dari apapun yang meracuni pikiran diri sendiri.
Lakukan apapun yang dirasa membuat diri jadi lebih baik. Maksimalkan disitu. Don't waste your time for something that even can't show its advantages.
Hasilnya entah seberapa jauh kita melangkah kedepan, setidaknya kita sudah mencoba. Tak apa jika masih merangkak, semua butuh pembiasaan. Lama-lama juga kita pasti bisa berjalan, bahkan sanggup berlari. Dan ketika orang lain sibuk dengan kesibukan yang tidak berarti, at least kita punya satu hal yang bisa dibanggakan. Satu hal yang membuat kita berada di depan. And when they are asking for something what we have, we surely have an answer. We have nothing, except all about positive things in our mind.
Thanks. Sekian.
Daripada hanya menenggelamkan diri dalam hal-hal yang tak jelas juntrungnya, kenapa tak mencoba melatih membahagiakan diri kita. Tak perlu melebih-lebihkan dengan apa yang terjadi dalam hidup kita. Once again, they come then they go. Bersikap berlebihan itu melelahkan, menguras energi, melalaikan, dan juga menghalangi hal-hal positif diri kita. Memikirkan prasangka itu tidak akan ada ujungnya. Dan satu lagi, yang membuat jiwa kita lelah akhirnya ya diri kita sendiri kan?
Lebih baik lagi untuk do something productive lah yaa. Daripada hanya sibuk curhat, galau, gundah, gelisah, dan senang-senang tanpa tujuan, kenapa tak mencoba untuk mengerjakan sesuatu yang faedah. Mencoba memikirkan apa yang bisa kita lakukan. Memposisikan diri kita sebagai sesuatu yang berharga, paling tidak untuk diri kita sendiri. Daripada lelah berprasangka yang menguras tenaga, kenapa tidak mencoba membuang jauh segala hal-hal yang meracuni pikiran kita, ganti dengan apapun yang bisa membuat kita selangkah berada di depan. Kalaupun memang sangat sulit, paling tidak menyadari diri saja itu sudah langkah awal yang cukup signifikan, sisanya mari berusaha merangkak, pelan tapi pasti untuk segera moving on dari apapun yang meracuni pikiran diri sendiri.
Lakukan apapun yang dirasa membuat diri jadi lebih baik. Maksimalkan disitu. Don't waste your time for something that even can't show its advantages.
Hasilnya entah seberapa jauh kita melangkah kedepan, setidaknya kita sudah mencoba. Tak apa jika masih merangkak, semua butuh pembiasaan. Lama-lama juga kita pasti bisa berjalan, bahkan sanggup berlari. Dan ketika orang lain sibuk dengan kesibukan yang tidak berarti, at least kita punya satu hal yang bisa dibanggakan. Satu hal yang membuat kita berada di depan. And when they are asking for something what we have, we surely have an answer. We have nothing, except all about positive things in our mind.
Thanks. Sekian.
Do Something Productive
Reviewed by Dini Nh
on
February 16, 2018
Rating:
No comments: