GIZI Essential White Day Cream Temulawak Review

Sekian lama bertahan tanpa cream apapun, akhirnya pengen juga pakai cream yang sepertinya aman untuk semua jenis kulit. Sedikit cerita dulu ya, kulitku tipenya normal cenderung kering, tapi kadang sensitif. Dari dulu gak pernah cocok kalo pake produk yang teksturnya cream. Apapun itu, setiap kali pake cream pasti kulitku jadi gak karuan. Bisa muncul bruntusan, jerawatan, iritasi (kemerahan), bahkan sampe semacam ada rasa terbakar. Complicated kan...

Sejujurnya pengen banget pake cream, karena kupikir cream bisa melembabkan kulit dalam waktu yang lama. Secara kulitku ini meskipun udah layering skincare, tapi gak tau kenapa rasanya masih kurang lembab. Bahkan kadang pakai toner atau essence juga udah  berlapis, tapi finishnya tetep matte bahkan kering. Btw aku layeringnya tanpa moisturizer yang berbentuk cream, jadi sebatas pakai gel. Gel lebih bisa diterima kulitku, bisa melembabkan, dan gak menimbulkan efek buruk buat kulit. Contoh produk gel yang pernah aku pakai :




Akhirnya aku beranikan diri beli Gizi Day Cream. Alasannya, aku pengen pakai cream yang mudah dicari, formulanya aman, dan terbuat dari bahan yang gak iritatif. Btw gizi ini produksi lokal dan udah ada sejak tahun 1972. Aku seringkali denger brand ini dari ibu-ibu ataupun generasi diatas kita. Dulu, brand gizi ini sangat hits karena memang bahannya relatif aman dan memberikan efek yang baik untuk kulit. Tapi sekarang sudah mulai meredup karena memang trend skincare sedang melejit, banyak produk skincare yang beredar, bahkan belakangan hypenya skincare mengalahkan trend make up.

Brand 
Gizi Essential White Day Cream Temulawak

Price
Around Rp 20.000

Description
Gizi Essential White with Temulawak is made from the ingredients of genuine herb (without any chemical dye), as a result each cream can show slight differences in its color.


Claims
Gizi Essential White with temulawak was specially formulated by Gizi Herbal Research, combining the benefits of natural ingredients together with modern technology.
The temulawak in the cream helps brighten, moisturize, and soften the face. Perfect your everyday appearance with beautiful and naturally white.

How to use
Apply gizi day cream, onto cean skin (morning and afternoon), and gently massage upwards to even out the product. For maximum results, use routinely together with the full Gizi Essential White with Temulawak facial skin care range.

Oleskan gizi day cream pada wajah yang telah dibersihkan (pagi dan siang hari), kemudian ratakan dengan gerakan memijat ke arah atas. Untuk hasil yang maksimal, gunakan secara rutin perawatan lengkap dari gizi.



Ingredients




Packaging

Packagingnya klasik ala-ala cream pada umumnya. Jar plastik kecil dengan tutup ulir. Ada pelindung semacam aluminium di bawah tutupnya. Aku sengaja buka setengah biar nantinya bisa ditutup lagi. Itung-itung jaga produk agar tetap higienis. Tutupnya sendiri memang agak kurang kenceng, begitu ditutup 1 puteran udah mentok, dan rasanya produk gak ketutup sempurna.


Texture, Color and Scent

Namanya juga cream, teksturnya pun memang sangat creamy dan cukup pekat. Bisa dibilang ini merupakan cream yang lumayan 'berat'. Nanti akan aku coba apply.

Warnanya putih sedikit kuning. Di claimsnya dituliskan, bahwa gizi cream ini dibuat asli dari bahan-bahan herbal tanpa bahan kimia tambahan. Jadi, untuk setiap cream warnanya bisa relatif berbeda tergantung dari kondisi bahan pembuat saat itu. 

Di ingredients list masih mengandung fragrance di urutan akhir. Tapi untuk scentnya memang terasa sangat tradisional. Ada bau-bau herbal, terus bau semacam rempah, ada wangi semacam bunga juga, tapi gak begitu nyegrak. Masih acceptable.




My Story with this cream

Impresi pertama saat coba aplikasikan produk ke kulit, lumayan mengejutkan sih. Cream ini menurutku agak berat, sulit diratakan, dan kalo belum menyatu sama kulit memang membuat tampilan kulit menjadi putih. Jadi memang warna creamnya lumayan lama untuk menyatu sama warna kulit, memberikan kesan kulit putih artificial semacam whitecast. Memang lebih baik pakainya tipis-tipis aja, biar whitecast lebih terkondisikan.




Aku kurang paham, memang kulitku yang sensi banget sama cream, atau kandungan creamnya yang gak cocok di mukaku. Tapi pertama kali aku aplikasikan ke muka, ada rasa panas dan gatal. Setelah itu muka langsung keliatan kemerahan. Well, sepertinya memang kulitku belum bersahabat sama cream. 

Tetep aku lanjutkan pemakaiannya. Di hari - hari berikutnya, rasa gatal udah ga ada, tapi rasa panas di muka tetep ada. Dan ini bikin kurang nyaman. Ada rasa khawatir juga kan, takut terjadi sesuatu sama kulit. Tapi sebenernya gak kenapa-napa juga sih, cuma berasa panas/gerah di menit-menit awal pemakaian. Semoga ini cuma terjadi di kulitku aja ya. Akhirnya, aku pakainya tipis-tipis dan di daerah muka yang kering aja.

Untuk kemampuan melembabkannya, menurutku masih kurang. Karena setelah beberapa jam dipakai pun dia jatuhnya jadi lengket. Mungkin karena teksturnya yang cukup pekat, jadi dia kurang bisa melembabkan. Btw ini analisa asal-asalan aja.

Terbiasa sama produk yang ringan, cream ini memang berasa sangat sulit diserap dan kurang nyatu sama kulit. Memang nanti setelah beberapa jam pemakaian kulit jadi keliatan cerah dan produksi minyak lebih terkendali, tapi entah kenapa aku masih kurang nyaman sama rasa lengket yang gak kunjung usai. hihi.

Untuk efek brightening kok kayanya masih biasa aja ya. Memang memberikan efek 'putih' tapi cuma sebentar, diawal-awal pake cream. Untuk efek permanennya sama sekali gak bikin kulit cerah. Mungkin karena aku pakainya gak rutin juga sih. Ya mau gimana lagi, kulit emang gak pernah sejalan sama produk cream macam ini. huhu

Satu hal lagi yang harus disadari, penggunaan cream setiap hari terkadang membuat kulit jadi lebih cepat muncul komedo, baik whitehead maupun blackhead. Memang sebaiknya setelah pakai produk-produk cream based semacam ini, kita harus membersihkan muka semaksimal mungkin, bahkan kalau perlu double cleansing. Karena sisa cream yang tertinggal di kulit bisa menutup pori dan menyebabkan komedo. Aku pun pakenya jarang-jarang, mungkin 2 hari sekali, soalnya kalo pake keseringan (pagi-malam) muka jadi jerawatan dan cepet banget komedoan. Sedih yaa...

Dan yang bikin sedikit marathon buat ngabisin cream ini yaitu karena PAO (Period After Opened) si gizi ini cuma 2 bulan. Padahal pakenya cuma tipis-tipis banget. Akhirnya, setelah 2 bulan produk masih sisa setengah jar. Daripada kebuang, sekarang aku pake buat hand cream. hihi



Conclusion

Produk skincare memang tidak bisa memberikan efek yang benar-benar sama di setiap kulit. Bisa jadi tidak cocok di kulitku, tapi bisa jadi malah sangat baik di tipe kulit lain. But for me, produk ini sepertinya kurang cocok untuk kulit kering, karena menurutku kemampuan moisturizingnya masih kurang. 

Sekian dulu ya review kali ini. Thanks for reading.


GIZI Essential White Day Cream Temulawak Review GIZI Essential White Day Cream Temulawak Review Reviewed by Dini Nh on April 08, 2018 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.